Brucellosis

 Etiologi

•Brucellosis adalah penyakit reproduksi pada hewan khususnya ternak ruminansia yang disebabkan oleh bakteri dari genus brucella yang menyebabkan keguguran pada umur kebuntingan terentu.
•Bakteri ini bersifat gram negatif, non-motil, tidak membentuk spora, berbentuk kokobasil, nitrat positif, katalase positif, oxidase positif, urease positif, aerob dan tumbuh sangat lambat pada media
 agar darah.

Epidemiologi

•Karakteristik yang paling signifikan dari epidemiologi Brucellosis pada sapi adalah penyebaran organisme dalam jumlah yang besar selama 10 hari setelah aborsi atau kelahiran dari sapi yang terinfeksi dan konsekuensinya akan mengkonta.inasi lingkungan. Perpindahan sapi terinfeksi ke dalam kelompok ternak dapat mentransfer penyakit ketika sapi mengingesti bakteria dari fetus yang aborsi, plasenta dan discharge dari sapi yang mengalami aborsi atau dari air yang terkontaminasi Gejala Penyakit
•Gejala utama pada sapi betina adalah aborsi pada trimester terakhir (5 – 7 bulan).  Pada populasi yang belum pernah terpapar dengan penyakit akan muncul “abortion storm”, dengan jumlah aborsi pada sapi betina tinggi dalam waktu singkat.
•Secara serologis (positif Complement Fixation Test/CFT) kejadian abortus sekitar 48,5 % terjadi pada trimester dua (4-6 bulan) umur kebuntingan dan sekitar 48,5% lainnya terjadi pada trimester tiga (6-9 bulan) umur kebuntingan, dengan kata lain 97%  kejadian abortus terjadi pada umur kebuntingan lebih tua dari tiga bulan.

Patogenesa

•Brucella dapat menyerang bebagai ternak diantarnya sapi, domba, kambing  dan babi. Bruselosis ini bersifat zoonosis sehingga dapat menyerang manusia. Sumber penularan penyakit ini adalah cairan genital, semen dan susu. Dijelaskan juga bahwa padang rumput, pakan dan air yang tercemar merupakan sarana utama penyebarannya. Pada sapi dewasa yang sudah matang kelamin terutama sapi bunting sangat peka terhadap infeksi B. abortus. Namun sapi dara dan tidak bunting banyak yang resisten terhadap infeksi ini Penularan penyakit ini juga dapat melalui kontak langsung dengan kulit luka, ambing terinfeksi dan inseminasi dengan semen yang tercemar

Diagnosa

•Berbagai metode uji telah dikembangkan untuk mendiagnosa brucellosis selain mengamati gejala klinis yang timbul. Uji umum digunakan untuk deteksi brucellosis antara lain uji Rose Bengal Test (RBT), serum agglutination test (SAT), Enzym Link Imunosorbent Assay (ELISA), Fluorescence Polarisation Assay, Complement Fixation Test (CFT), Polimerase Chain Reaction (PCR) dan Brucella Milk Ring Test (BMRT) serta isolasi dan identifikasi bakteri penyebab. Masing-masing uji memiliki keterbasan terutama bila dilakukan untuk menapis hewan secara individual. Metode uji serologis yang dianjurkan OIE untuk perdagangan internasional adalah Buffer Brucella Antigen Test, CFT, ELISA, dan Fluorescence polarisation assay.