Laparatomy
LAPORAN
PRAKTIKUM III
ILMU BEDAH
UMUM
“LAPARATOMY”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
PROGRAM STUDI
KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2013
I.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam melakukan praktikum ini yaitu:
I.1 Untuk mengetahui teknik operasi
laparatomy
II.
Tinjauan Pustaka
Laparotomi berasal dari dua kata
terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berati perut atau abdomen
sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga laparotomi dapat didefenisikan
sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. Istilah lain untuk
laparotomi adalah celiotomi.( Fossum, 2005)
Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan paramedianus. Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai dengan fungsi, organ target yang akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi. Umumnya pada hewan kecil laparotomi yang dilakukan adalah laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada bagian abdominal ventral tepatnya di linea alba. ( Fossum, 2005)
Organ-organ pada saluran pencernaan,
saluran limfatik, saluran urogenital dan saluran reproduksi merupakan organ
tubuh yang berada di ruang abdomen. Semua organ tersebut dapat ditemukan dengan
menggunakan teknik operasi laparotomi. ( Fossum, 2005)
Tindakan bedah biasa dilakukan untuk menangani kasus – kasus yang terjadi pada hewan kesayangan diantaranya dilakukan di daerah abdomen. Jenis-jenis tindakan bedah yang sering dilakukan diantaranya adalah laparotomi, cystotomi, histerektomi, ovariohisterektomi, kastrasi, caudektomi, enterektomi dan lain sebagainya. ( Fossum, 2005)
III.
Materi dan Metode
III.
1 Materi
1.
Alat dan Bahan
a.
Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1)
Scalpel handle
2)
Blade
3)
Gunting
tajam-tumpul
4)
Gunting tajam-tajam
5)
Pinset anatomis
6)
Pinset Chirurgis
7)
Allis forceps
8)
Kelly hemostat
9)
Needle holder
10) Needle
11) Towel
12) Handscoen
13) Jarum suntik
14) Tamponade
b.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Cairan infus NaCl fisiologis
2.Ketamin
3.Xylasin
4.Cat gut
5.Alkohol
6.Betadine
7.Kucing
II. 2 Metode Kerja
1.
Kucing yang akan dilaparatomy terlebih dahulu dipuasakan
(tidak diberi makan 6-12 jam dan tidak diberi minum 2-6 jam sebelum laparatomy.
2.
Alat dan bahan yang
akan digunakan dipersiapkan.
3.
Alat-alat operasi
disterilkan dengan cara direndam dalam alkohol.
4.
Kain operasi
disiapkan dan diletakkan di atas meja.
5.
Premedikasi atropin
diberikan 10 menit sebelum operasi dilakukan dengan dosis mg/kg BB diberikan
dengan rute subkutan. Jumlah pemberian Atropin
sulfat
Jumlah pemberian=(berat badan ×dosis aplikasi )/(kandungan sediaan)
Jumlah pemberian=( 3,3 kg ×0,04 mg/kgBB )/(0,5 mg)=0,264 mL.
Jumlah pemberian=(berat badan ×dosis aplikasi )/(kandungan sediaan)
Jumlah pemberian=( 3,3 kg ×0,04 mg/kgBB )/(0,5 mg)=0,264 mL.
6.
Setelah itu hewan
diberikan anastethikum xylazine dengan rute intra muscular. Xylazine HCl Jumlah pemberian=(berat
badan ×dosis aplikasi )/(kandungan sediaan)
Jumlah pemberian=(3,3 kg ×2,2 mg/kgBB )/(20 mg)=0,363 mL.
Jumlah pemberian=(3,3 kg ×2,2 mg/kgBB )/(20 mg)=0,363 mL.
7.
Dilakukan
pemasangan infus pada kucing ikarenakan selama
operasi kucing mengalami dehidrasi dan perdarahan.
8.
Bagian abdomen
dicukur kemudian didesinfeksi menggunakan alkohol dan betadine.
9.
Operasi dilakukan
setelah hewan teranasthesi Penyayatan
dilakukan pada daerah median
abdomen tepat di linea alba dengan cara
pembedahan midline incision..
10. Setelah
itu dilakukan penyayatan pada kulit menggunakan blade, diikuti penyayatan linea
alba, aponeurose m. obliquus abdominis internus et externus, dan peritoneum.
Sayatan diperluas menggunakan gunting.
11. Dilakukan pengamatan terhadap organ viseral kucing yang
dioperasi.
12. Selama operasi, dilakukan pemantauan kondisi hewan
seperti refleks mata, kesadaran dan kondisi luka.
13. Setelah operasi, bagian yang disayat sebelumnya kemudian
dijahit dengan 3 lapis jahitan dengan menggunakan cut gat absorable (untuk
bagian dalam) dan nonabsorable untuk bagian luar.
14. Setelah dijahit, bagian jahitan diberi antibiotik untuk
mencegah infeksi.
15. Kucing ditunggu hingga efek anasthesi mulai berkurang
kemudian cairan infus dilepas.
V.
Pembahasan
Operasi laparatomy dilakukan
dengan cara pembedahan midline incision
yaitu tindakan penyayatan abdomen pada daerah umbilicus. Sebelum melakukan
tindakan operasi kucing terlebih dahulu dipuasakan agar kerja obat premedikasi
dan anastesi dalam merangsang pusat muntah tidak terjadi. Obat premedikasi yang
diberikan berupa atropin, sedangkan obat anasteshinya adalah xylasin.
Penyayatan pada daerah umbilicus dilakukan untuk mempermudah eksplorasi
organ-organ dalam baik anterior maupun posterior. Penyayatan dilakukan dengan 3
lapis yaitu kulit, linea alba dan aponeurosa dari m. Obliquus eksternus
abdominis dan internus. Setelah penyayatan selesai dilakukan ekplorasi terhadap
organ visceral seperti intestinum dan vesica urinaria. Begitu eksplorasi
selesai dilakukan penutupan luka dengan cara menjahit pada 3 lapis penyayatan.
Lapisan pertama dan kedua dijahit dengan cat gut absorable sedangkan lapisan
terluar dengan menggunakan benang non absorable. Selama proses operasi
dilakukan penyuntikan anastesi dua kali sebab kucing mengalami kesadaran.
Ketika menjahit kami dalam kelompok berganti-gantian melakukan penjahitan.
Setelah proses menjahit selesai, kucing ditunggu hingga pengaruh anastesi
hilang dan kucing mulai sadar.
VI.
Kesimpulan
Laparotomi
adalah sebuah tindakan medis yang bertujuan untuk menemukan dan mengetahui
keadaan organ visceral yang ada di dalam ruang abdominal secara langsung serta
untuk menegakkan diagnosa.
Sebelum dilakukan laparotomi, dilakukan beberapa persiapan diantaranya persiapan operator, alat dan bahan instrumen bedah, pasien, serta tempat untuk laparotomi. Persiapan ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah jalannya proses laparotomi. Selain itu dilakukan sterilisasi alat yang bertujuan agar tidak terjadi infeksi mikroba pada pasien dan untuk membantu proses penyembuhan pada pasien.
Sebelum dilakukan laparotomi, dilakukan beberapa persiapan diantaranya persiapan operator, alat dan bahan instrumen bedah, pasien, serta tempat untuk laparotomi. Persiapan ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah jalannya proses laparotomi. Selain itu dilakukan sterilisasi alat yang bertujuan agar tidak terjadi infeksi mikroba pada pasien dan untuk membantu proses penyembuhan pada pasien.
VII.
Daftar Pustaka
·
Fossum, 2005 Ilmu Bedah Kedokteran
·
Jurnal IBUV Laparotomy Compatibility-Mode
·
Jurnal “Perbedaan
Efektifitas Ondansetron dan Metoklopramid Dalam Menekan Mual Muntah Paska
Laparatomi “kenya nisita damay puti
·
Kartohatmodjo, Sunarso. -. Teknik Penjahitan Luka. (Hal 2). (Mimeographed)
· Sardjana, I Komang Wiarsa, dan Diah Kusumawati. 2004. Anastesi Veteriner Jilid 1.(hal 1).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
·
Watcha MF,dkk., 2005. Pocket Guide to
Suture Materials (hal 54). (e book). Germani. (Mimeographed)
Komentar
Posting Komentar