Makalah Fraktur Os Radius



Makalah Fraktur Os Radius saya postinga di blog saya karena kelompok saya mendaptkan kasus ini. ya iseng iseng aja si namba namba postingan hehe, 

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Brunner & Suddarth, Buku Ajar Medikal Bedah, 2002, hal. 2357). Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek dari tulang ulna. Ujung atas radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk kancing dengan permukaan dangkal yang bersendi dengan tuberositas dari humerus. Sisi-sisi kepala radius bersendi dengan takik radial dari ulna. Di bawah kepala terletak leher dan di bawah serta di sebeelah medial dari leher ada tuberositas radii, yang dikaitkan pada tendon dan insersi otot bisep.
Batang radius. Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih bundar daripada di bawah dan melebar makin mendekati ujung bawah. Batangnya melengkung ke sebelah luar dan terbagi dalam beberapa permukaan, yang seperti pada ulna memberi kaitan kepada radius tersebut.
Ujung bawah agak berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi dua buah sendi. Persendian inferior dari ujung bawah radius berbendi dengan ska foid dan tulang semilunar dalam formasi persendian pergelangan kaki depan. Permukaan persendian di sebelah medial dari yang bawah bersendi dengan kepala dari ulna dalam formasi persendian radio-ulna inferior. Sebelah lateral dari ujung bawah diperpanjang ke bawah menjadi prosesus stiloid radius.
Fungsi dari tulang pada lengan bawah atau tulaang radius adalah untuk ekstensor dan flexor harus dipertahankan dengan menjaga posisi dan kesejajaran anatomik yang baik.
II.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Apa etiologi dari fraktur os. Radius?
2.      Unsure-unsur anatomi apa sajakah yang terlibat dalam fraktur os. Radius?
3.      Apa akibat terjadinya os.radius?
4.      Bagaimana cara mendiagnosa fraktur pada os.radius?
5.      Bagaimana dengan diagnose banding fraktur pada tulang disekitar os.radius?
6.      Apa treatment yang harus dilakukan jika terjadi fraktur?

II.3 TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui etiologi dari fraktur os. Radius
2.      Untuk mengetahui Unsure-unsur anatomi apa sajakah yang terlibat dalam fraktur os. Radius
3.      Untuk mengetahui akibat terjadinya os.radius
4.      Untuk mengetahui cara mendiagnosa fraktur pada os.radius
5.      Untuk mengetahui dengan diagnose banding fraktur pada tulang disekitar os.radius
6.      Untuk mengetahui treatment yang harus dilakukan jika terjadi fraktur





BAB II
PEMBAHASAN

II.1 ETIOLOGI PENYAKIT
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya fraktura os radius dan ulna diantaranya adalah : Penyebab fraktur berupa trauma yang merupakan penyebab utama terjadinya fraktur, misalnya kecelakaan, tertabrak, jatuh. Penyebab yang lainnya adalah fraktur akibat perputaran, kompresi. Penyebab fraktur secara intrinsik dapat diakibatkan kontraksi dari otot yang menyebabkan avulsion fraktur, seperti fraktur yang sering terjadi pada hewan yang belum dewasa. Penyebab lainnya juga dapat diakibatkan oleh kelainan patologi yaitu Fraktur patologis adalah fraktur yang diakibatkan oleh penyakit sistemik seperti neoplasia, cyste tulang, ricketsia, osteoporosis, hiperparatyroidisme, osteomalasia. Tekanan yang berulang juga dapat menyebabkan fraktura.
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang atau terputusnya hubungan/ kontinuitas struktur tulang atau tulang rawan. Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks; biasanya patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Selain itu, Menurut Bleby J dan bishop G (2003) fraktur adalah patahnya tulang, yang biasanya dialami hewan kecil akibat kecelakaan, terjatuh dan luka. Tulang memiliki bahan yang mempunyai daya elastisitas, sehingga jika trauma lebih besar daripada daya elastisitasnya maka akan terjadi fraktura.
Secara umum etiologi dari fraktur os radius pada kuda terdiri atas :
§  Penyebab ekstrinsik yang dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
a.       Penyebab fraktur akibat gangguan langsung yaitu berupa trauma yang merupakan penyebab utama terjadinya fraktur, misalnya kecelakaan, tertabrak, serta jatuh berulang – ulang pada hewan pacuan.
b.      Penyebab fraktur akibat gangguan tidak langsung seperti perputaran, kompresi, dll.
§  Penyebab fraktur secara intrinsik dapat diakibatkan kontraksi dari otot yang menyebabkan avulsion fraktur, seperti fraktur yang sering terjadi pada hewan yang belum dewasa. Selain itu, fraktur patologis juga merupakan salah satu penyebab terjadainya fraktur, dimana fraktur patologis adalah fraktur yang diakibatkan oleh penyakit sistemik seperti neoplasia, cyste tulang, ricketsia, osteoporosis, hiperparatyroidisme, osteomalasia.

Meskipun demikian penyebab fraktur os radius ini sangat beraneka ragam. Misalnya saja dari sebuah jurnal ilmiah yang kami baca, bahwa IPB pernah menangani sebuah kasus fraktur os radius pada seekor kuda poni. Menurut jurnal limiah tersebut bahwa penyebab dari fraktur os radius kuda poni mini tersebut adalah akibat tertendang oleh seekor kuda lain yang lebih besar sewaktu berada di lapangan penggembalaan.

II.2 UNSUR-UNSUR ANATOMI YANG TERLIBAT
§  Tulang
Tulang radius berhubungan dengan:
-          os.  Humerus di daerah proximal
-          os.  Carpus di daerah distal,
-          os. Ulna di daerah volar sepanjang sepertiga proximal.


§  Musculus
Otot-otot yang berada di daerah radius ini yaitu:
-           M.flexor carpi radialis
-           M. flexor carpi ulnaris
-           Lacertus fibrosus
-           M. flexor digitorum superficialis
-           M. flexor digitorum profunda

§  Pembuluh darah serta serabut syaraf :
Pembuluh darah serta serabut syaraf yang dapat ditemui :
-          N. medianus
-          A. mediana
-          A. brachialis
-           A. radialis
-          N. medianus rami muscularis.

 Gambar dari unsure anatomis tersebut adalah :
Gambar os. Humerus, radius,ulna,ossa carpi dan os. humerus                                             Gambar. A. radialis (4)                                                         



















Gambar :
1.     A. bracialis
4. A. mediana
5. Lacertus fibrosus
10. M. flexor carpi radialis
11. M. flexor carpi ulnaris
13. N. medianus
13. N. medianus rami musculares

II.3 AKIBAT
Apabila terjadi fraktur pada os. Radius kuda tentunya aktifitas kuda akan mengalami gangguan. Dengan penampakan
·         Kuda akan bejalan tidak normal atau pincang.
·         Terjadi gangguan fungsional pada kaki depan kuda
·         Akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi pemiliknya karena akan mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk menyembuhkan kuda yang mengalami fraktur.


II.4 DIAGNOSA
Adapun cara untuk mendiagnosa fraktur sebagai berikut :
·         Klinikal persentasi,
Teknik mendiagnosa fraktur os radius dan ulna melalui klinikal persentasi terdiri dari dua bagian yaitu melalui:
§     signalement
Pengamatan signalement meliputi umur hewan, ras hewan, jenis kelamin, dan  jenis hewan. Pengamatan melalui signalement yang ada adalah salah satu diagnosa yang cukup efektif, karena hewan yang masih muda lebih sering mengalami trauma dibandingkan hewan yang sudah dewasa dan struktur tulang pada hewan muda masih sangat rapuh.
§     History  (sejarah penyakit).
Pengamatan melalui  history atau sejarah penyakit pada hewan cukup efektif juga untuk mendiagnosa terjadinya fraktur pada tulang radius atau ulna, hewan yang mempunyai berat badan yang berlebih dan pernah mengalami fraktur tulang radius atau ulna cendrung akan mengalami fraktura kembali, karena tulang hewan yang sudah pernah mengalami fraktur tidak terlalu kuat untuk menopang berat badan setelah trauma, kadang kala sang pemilik tidak menyadarai hewannya mengalami trauma.

·         Physical examination findings (temuan pengamatan pisik),
Mendiagnosa fraktur dengan menggunakan pengamatan fisik (Physical examination) pada hewan sangatlah efektif, karena bila terjadi fraktur pada tulang radius atau ulna, hewan akan mengalami abnormalitas pada sistem tubuh yang lain serta adanya gangguan fungsional dari os radius yakni kuda akan mengalami kepincangan pada kaki depan yang mengalami fraktur ketika diistirahatkan dalam keadaan berdiri, dan kuda  menumpu sesingkat mungkin pada kaki depan yang mengalami fraktur ketika harus berjalan. Perlakuan palpasi pada tungkai yang mengalami trauma akan ditemukan rasa panas pada bagian yang dipalpasi, akan dirasakan krepitasi pada bagian yang mengalami trauma dan hewan akan kesakitan bila dilakukan palpasi pada daerah yang mengalmi trauma serta kepincangan disertai dengan kebengkakan tungkai di atas persendian carpus. Bila fraktur yang terjadi merupakan fraktur yang terbuka, hewan akan mengalami respon yang abnormal atau gerakan yang abnormal karena hewan tersebut enggan untuk menggerakan tungkai kakinya.

·         Laboratory findings (temuan laboratorium).
Pengamatan fraktur juga bisa dilakukan dengan mengevaluasi hasil laboratorium. Pengamatan laboratorium yang dilakukan seperti evaluasi kimia serum darah dan pengamatan jumlah sel darah bisa digunakan untuk mengevaluasi status hewan.
·         Radiografi
Pengamatan fraktur radius dan ulna dengan menggunakan radiografi adalah teknik diagnosa yang paling efektif karena fraktur yang terjadi akan terlihat dengan sangat jelas baik letak, bentuk dan jumlah patahannya. Pengambilan gambar radiografi dengan sudut pandang craniocaudal dan lateral (baik pandangan proximal dan distal dari sendi) pada pengamatan tulang radius akan menghasilkan sudut pandang yang bagus dan jelas. Pengambilan gambar X-ray dilakukan di sisi kaki yang dicurigai mengalami fraktur, pada posisi hewan berdiri secara latero-medial, dengan jarak sorot 100 cm dari sumber sinar X kepada objek, intesitas cahaya yang digunakan 46 – 48 MAS. Sebelum dilakukan pengambilan radiografi sebaiknya hewan diberikan sedasi, karena hewan yang mengalami fraktur akan glisah pada saat dilaukan penghendelan.
Setelah dilakukan rontgen maka fraktura yang terjadi pada suatu kasus dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Berdasarkan trauma
-          Fraktura osseum direkta, yaitu fraktura yang langsung pada tulang tempat terjadinya trauma.
-          Fraktura osseum indirekta, yaitu fraktura yang berbeda lokasinya dengan tempat trauma.
2. Berdasarkan arah frakturanya
-          Fraktura os sagital, yaitu fraktura yang memanjang searah dengan posisi tulang.
-          Fraktura os obliqus, yaitu fraktura yang arahnya miring.
-          Fraktura os tranversal, yaitu frakturabyang arahnya mendatar.
-          Fraktura spiral, yang bentuknya memutar pada tulang.
-          Fraktur T, yaitu fraktura yang bentuknya seperti huruf T.
-          Fraktur V, yaitu fraktura yang arahnya seperti huruf V.
3. Berdasarkan pembungkusnya
-          Fraktura cum complita (open fraktura) yaitu fraktura yang diikuti oleh kerobekan dan kerusakan komponen lainnya. Misalnya kulit dan otot pembungkusnya.
-          Fraktura os incomplita (close fraktura), yaitu fraktura yang tidak diikuti oleh kerusakan komponen lainnya.
4. Berdasarkan model patahnya
-          Fraktura os complita, yaitu seluruh tulang patah.
-          Fraktura os incomplita yaitu hanya sebagian tulang yang pecah.
5. Berdasarkan fragmen yang pecah
-          Fraktura os simplek, yaitu fraktura yang membentuk dua fragmen.
-          Fraktura os multipleks, fraktura yang membentuk lebih dari dua fragmen. Fraktura ini terbagi dua yaitu, fraktura os conguosata (fragmen yang ukurannya masih besar) dan fraktura os comunitiva yaitu, fragmen yang pecah menjadi ukuran yang kecil (hancur).
6. Berdasarkan arah fragmen (posisi, letak, dislokasio)
-          Fraktura os dislokasio ad exim / axis yaitu kedua patahan tulang membentuk sudut.
-          Fraktura os dislokasio ad lotus / ad longitudinum yaitu kedua tulang satu arah (tidak membentuk sudut).
7. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar.
-          Closed frakture (fraktur tertutup). Fraktur yang tidak menyebabkan luka terbuka pada kulit.
-          Compound fracture (fraktur terbuka). Adanya hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan dunia luar.

II.5 DIAGNOSA BANDING
Pada dasarnya gejala klinis yang ditimbulkan pada kasus fraktur pada tulang hampir memiliki gejala yang sama antara satu dengan yang lainnya. Berikut diagnose banding dari fraktur os radius.

Fraktur Ulna:
·         Kepincangan terjadi pada kaki depan kiri yang selalu diistirahatkan ketika dalam    keadaan berdiri
·         Bengkak dilokasi cedera (tingkat pembengkakan sesuai keparahan cedera)
·         Menumpu sesingkat mungkin ketika harus berjalan pada kaki yang mengalami fraktur
·         Adanya suara krepitasi ketika dipalpasi
·         Kepincangan disertai dengan kebengkakan tungkai di atas persendian carpus
Dengan melihat Diagnosa banding di atas, kita akan cukup sulit untuk membedakan antara fraktur pada os radius atau pada os ulna. Maka dalam kasus fraktur radius akan dapat dipastikan dengan melakukan rontgen sinar x-ray.

II.6 TREATMENT

Pendekatan Anatomi
Pendekatan yang akan dilakukan untuk mencapai tulang radius pada kuda tersebut adalah melalui dorso medial, seperti juga yang dilakukan pada hewan kecil. Otot-otot yang berada di daerah radius ini yaitu otot-otot flexor dan extensor, dan di bidang dorsomedial otot-otot tersebut relatif lebih sedikit dibandingkan di daerah yang lainnya di seputar tulang radius. Di bagian volar tulang radius terdapat M flexor carpi ulnaris,sementara di bagian dorsomedial terdapat M flexor carpi radialis. Pembuluh darah serta serabut syaraf yang dapat ditemui melalui pendekatan secara dorso medial ini adalah percabangan V cephalica dan M. cutaneus antebrachii medialis ( Brinker, W.O., Piermattei, D.L., Flo. G.L., 1983: Sisson, S., 1977 ).


§  Metode pengobatan dalam penanganan fraktura dapat dilakukan dengan :
1)      Reposisi tanpa operasi
-          Pemasangan GIPS (gybsona).
-          Spalk (upih)
-          Thomas Splint
2)      Reposisi dengan operasi
-          Kirscher splint
-          Bone plate
-          Bone pinning (intermedullary pin)
-          Prosthesis insertid (Stainles Steel Screw)
-          Bone Wire
-          Kombinasi dengan Metode 1 – 5
3)      Solusi Akhir
-          Amputasi
-          Euthanasia

Meskipun sangat banyak metode yang dapat digunakan dalam usaha penanganan fraktur os radius, namun tindakan medis yang paling banyak diberikan bone pinning (intermedullary pin). Berikut, akan dijelaskan mengenai operasi pemasangan pin pada kasus fraktur os radius kuda

§  Persiapan operasi
Tulang radius berhubungan dengan tulang humerus di daerah proximal dan dengan tulang carpus di daerah distal, sementara di daeral volar terdapat tulang ulna yang berjalan vertikal hingga ke sepertiga distal tulang radius dan pada kuda dewasa tulang ulna ini akan bersatu dengan tulang radius (Getty, 1977). Pendekatan yang akan dilakukan untuk mencapai tulang radius pada kuda dilakukan sesuai dengan pendekan secara anatomi yang telah dipaparkan sebelumnya.

Pembiusan dilakukan dua tahap, tahap pertama adalah pre anestesi mempergunakan Acepromazine 1 %, dosis 5 mg / 50 kg BB, kemudian dibiarkan beberapa saat hingga kuda tampak tenang dan mengalami relaksasi. Tahap kedua adalah anestesi umum dengan mempergunakan Hydras Chlorali 10 % dengan dosis 100 mg / kg BB ( Anderson. IL., 1982 ). Kuda penderita segera dibaringkan di atas meja operasi pada sisi lateral kiri tubuhnya ( sisi fraktur pada meja operasi). Sekitar daerah orientasi dibersihkan, bulu dicukur bersih, dicuci dengan air dan sabun, kemudian dibasuh dengan alkohol 70 % dan diolesi tinctura iodii 10 %. Dari metacarpal ke arah distal dibalut dengan kain steril untuk mencegah kontaminasi dan memudahkan manipulasi.

§  Operasi
Penyayatan kulit dilakukan longitudinal sepanjang batas setengah distal radius. Kulit dan lemak di bawah kulit dipreparir dan kemudian dikuakkan. Upaya memisahkan M. extensor carpi  radialis dan M.  flexor carpi radialis harus dilakukan hati-hati karena penuh dengan gumpalan darah dan aspek otot yang merah kehitaman. Kemudian M. extensor carpi radialis dikuakkan ke arah dorsal dan M. flexor carpi radialisdikuakkan ke arah volar. Tulang radius berhasil divisualisasi dengan dikuakkannya otot-otot tersebut. Kedua fragment patahan tulang radius diupayakan untuk diangkat ke permukaan sambil membengkokkan persendian carpus ke arah volar. Pin yang telah disesuaikan panjangnya dengan panjang tulang radius, dimasukkan ke dalam rongga sumsum patahan tulang radius bagian distal dari proximal, dan didorong terus hingga menembus tulang-tulang persendian carpus baris dorsal dalam keadaan flexio. Patahan tulang radius bagian proximal kemudian ditekan bersamaan dengan fragmen distal kembali ke tempatnya sambil mempertemukan ujung-ujung tulangnya. Pin yang berada dalam rongga sumsum tulang bagian distal kemudian didorong ke arah proximal sehingga memasuki rongga sumsum tulang radius bagian proximal dan memfixir kedua patahan tulang tersebut dalam keadaan seperti tulang yang utuh. Pemotongan pin dilakukan pada ujung pin bagian distal yang masih berada diluar persendian carpus sedernikian rupa sehingga apabila setelah dipotong ujung pin bagian distal dapat tertanam dengan baik di dalam persendian carpus.
Otot-otot yang terkuak dan fascia yang tergunting kemudian dijahit menjadi satu dengan cat gut chromic # 4, setelah sebelumnya dibersihkan dari gumpalan darah sisa hematoma dan ditetesi dengan larutan Gentamycin 50. Kulit dan lemak sub kutan dijahit dengan silk # 3.5.

-          Pemberian Obat-Obatan dan perawatan pasca Operasi
#Pemberian obat-obatan
Setelah operasi kuda tersebut diberi suntikan intra muskular Gentamycin 50 (setara dengan Gentamycin base 50 mg) dengan dosis 8 ml / 100 kg BB, dan suntikan sub kutan ATS (Anti Tetanus Serum) dengan dosis 1500 IULuka sayatan dibubuhi antibiotika topikal dan di balut. Sementara kaki kanan depan pada persendian gelang puyuh ke arah proksimal dilakukan pembalutan penunjang untuk melindungi tendo-tendo yang harus bekerja lebih berat karena kompensasi selama kaki kiri depan dalam masa persembuhan. Selain itu juga diberikan neurobion 0,5 mg/hari secara IM dan antibiotik Nova 0,05 ml per dua hari selama tiga kali. Pemberian neurobion dilakukan untuk memperkuat kerja syaraf sedangkan pemberian antibiotic dilakukan untuk mencegah infeksi sekunder.
Pengobatan antibiotik pasca operasi diteruskan dan untuk mempercepat pertumbuhan kulit baru serta otot yang mengalami lisis dipergunakan Unguentum Balsamum Peruvianum 20 % yang dicampur dalam jumlah yang sama dengan Unguentum Jecores Ascelli IO %. Dalam masa persembuhan, kurang lebih dua bulan pasca operasi, pemah dicoba dilakukan penutupan kulit dengan penjahitan, tetapi tidak bcrhasil baik karena kulit yang terbentuk masih rapuh dan belum cukup kuat untuk menahan otot-otot di bawahnya.
Pcngobatan antibiotika sistemik diperpanjang dan dilakukan bervariasi (Gentamycin 50 dan Penstrep 200), serta diberikan salep perangsang epithelisasi yang bervariasi pula (Bephanten TM dan Unguentum Balsamum Perivianum 20 %, Unguentum Jecores Ascelli I0 %) dengan pertimbangan kemunculan infeksi sekunder di daerah luka sayatan dan lemahnya pertautan kulit baru yang terbentuk.

#Perawatan pascaperasi yang harus dilakukan adalah :
o Letakan hewan yang sakit pada alas yang lembut dan empuk dan dilakukan pembalutan tekan selama 3-10 hari untuk menyerap pembengkakan setelah operasi
o Dilakukan evaluasi rutin pada fraktur dengan mengguanakan gambaran radiografi setiap 3-4 minggu sampai fraktura mengalami persembuhan.
o Tahan semua aktivitas sampai fraktur sembuh
Berikut akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang sangat penting untuk diketahui mengenai proses persembuhan serta faktor yang mempengaruhi persembuhan.


#Proses persembuhan fraktura :
1.             Stadium perdarahan traumatic fisiologis.
·         Darah membeku memenuhi ruang antara dan sekitar pinggir fraktura
·         Infiltrasi sel endotel dan osteogenik dari periost
·         Sel osteogenik berubah menjadi sel – sel osteoblast dan chondrioblast sehingga lambat laun terbentuk jaringan ikat baru.

2.             Stadium Regenerasi
·         Callus sementara berangsur – angsur mengecil, konsistensinya mengeras karena infiltrasi sel-sel osteoblast dan chondrioblast bertambah padat.
·         Sehingga terbentuk jaringan osteoid dan disebut juga callus sekunder (callus sekunder terjadi minggu kedua dan minggu ketiga).

3.             Stadium konsolidasi
·         Penyerapan kalsium (Ca) dan phosphor (P) dari darah sehingga konsistensinya bertambah keras.
·         Bersamaan proses ini juga terjadi persembuhan jaringan sekitar fraktur termasuk termasuk di dalamnya otot – otot (minggu keempat sampai dengan minggu keenam)
·         Dalam waktu lebih kurang 2 bulan hewan mampu menumpukan kakinya.
·         6 bulan pasca fraktur persembuhan baru dapat mencapai persembuhan sempurna.

# Gangguan – gangguan terhadap persembuhan fraktura adalah :
1. Gerakan gerakan fragmen
Callus akan tumbuh baik jika tidak terjadi gerakan. Gerakan – gerakan fragmen bias menimbulkan keadaan dimana callus menjadi licin dan bisa digerakan seolah ada persendian baru ( neoarthrosis atau pseudoarthrosis ).
2. Callus akan tumbuh dengan baik bila dalam fraktur tidak ada benda asing.
Karena benda asing dapat mengiritir callus misalnya pada fraktura multiplex dan komplikata. Pada fraktura komplikata ada kotoran masuk dapat menyebabkan infeksi pada fraktura, sehingga proses persembuhan akan terganggu.
3. Gangguan nutrisi
Kurangnya vitamin A dan D menggangu penyerapan Ca dan P oleh tubuh, sehingga Callus akan menjadi keras atau lemah terus menerus dan terjadi di jaringan ikat atau lunak.

# Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan persembuhan fraktura adalah :
1. Umur
Pada hewan muda, lebih mudah terjadi fraktura karena komposisi tulangnya belum kompak. Sedangkan pada hewan tua komposisi tulang sangat kompak dan kuat sehingga lebih sulit atau sangat kecil kemungkinan terjadinya fraktura. Umur memegang peranan penting dalam proses persembuhan fraktur osseum. Hewan muda relative lebih cepat sembuh dibandingkan hewan tua. Karena pada hewan muda memiliki banyak zat perekat sehingga proses persambungan lebih
cepat terjadi.
2. Tipe fraktura
3. Variasi individu
Kecepatan persembuhan suatu fraktur pada hewan berbeda – beda. Hal ini dipengaruhi oleh metabolisme dalam tubuh masing – masing individu.
4.Tempat terjadinya trauma,
pada bagian otot yang kecil lebih cepat daripada bagian otot yang besar.
5. Gizi yang baik pada hewan akan mempercepat proses persembuhan
6. Adanya komplikasi penyakit (banyaknya penyakit seperti ricket, malnutrisi, osteomyelitis dan tumor) sehingga menyebabkan imunitas turun maka persembuhannya akan lebih lama.




BAB III
KESIMPULAN

1.             ETIOLOGI :
Secara umum etiologi dari fraktur os radius pada kuda terdiri atas :
§  Penyebab ekstrinsik yang dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
a.       Penyebab fraktur akibat gangguan langsung yaitu berupa trauma yang merupakan penyebab utama terjadinya fraktur, misalnya kecelakaan, tertabrak, serta jatuh berulang – ulang pada hewan pacuan.
b.      Penyebab fraktur akibat gangguan tidak langsung seperti perputaran, kompresi, dll.
§  Penyebab fraktur secara intrinsik dapat diakibatkan kontraksi dari otot yang menyebabkan avulsion fraktur. Selain itu Fraktur patologis misalnya diakibatkan oleh penyakit sistemik seperti neoplasia, cyste tulang, ricketsia, osteoporosis, hiperparatyroidisme, osteomalasia. Dan penyebab-penyebab lainnya.

2.             UNSURE – UNSURE ANATOMIS YANG TERLIBAT
-          os.  Humerus di daerah proximal
-          os.  Carpus di daerah distal,
-          os. Ulna di daerah volar sepanjang sepertiga proximal.
-           M.flexor carpi radialis
-           M. flexor carpi ulnaris
-           Lacertus fibrosus
-           M. flexor digitorum superficialis
-           M. flexor digitorum profunda
-          N. medianus
-          A. mediana
-          A. brachialis
-           A. radialis
-          N. medianus rami muscularis.

3.      AKIBAT
·         Aktifitas terganggu
·         Kuda akan bejalan tidak normal atau pincang.
·         Terjadi gangguan fungsional pada kaki depan kuda
·         Akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi pemiliknya
4.      DIAGNOSE
Adapun cara mendiagnosa fraktur ada empat cara yaitu :
·         Klinikal presentasi
·         Temuan fisik
·         Radiografi
·         Temuan laboratorium
5.      DIAGNOSA BANDING
Diagnose banding dengan os.radius dan os.ulna sulit dibedakan karena memiliki gejala yang sama maka dari itu dalam kasus fraktur os. Radius digunakan x-ray.
6.      TREATMANT
Metode pengobatan dalam penanganan fraktura dapat dilakukan dengan :
1)      Reposisi tanpa operasi
Pemasangan GIPS (gybsona), Spalk (upih),  Thomas Splint
2)      Reposisi dengan operasi
Kirscher splint, Bone plate, Bone pinning (intermedullary pin), Prosthesis insertid (Stainles Steel Screw), Bone Wire, Kombinasi dengan Metode 1 – 5
3)      Solusi Akhir
Amputasi dan Euthanasia
Namun tindakan medis yang paling banyak diberikan bone pinning (intermedullary pin).

Komentar

Postingan Populer