Satwa Liar di Indonesia
1) Pengertian satwa liar
Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air,
dan atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup
bebas maupun yang dipelihara oleh manusia (Plantus. 2008).
Sedangkan pendapat lain, Satwa liar adalah hewan yang hidup di alam bebas tanpa campur-tangan manusia.
2) Pembagian hewan menurut garis Wallance beserta contoh satwanya
- Asia
1) Gajah
Taksonomi:
Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Order : Proboscidea Familia : Elephantidae Genus : - Elephas maximus
- Loxodonta Africana
Species : - Asian ( Indian, Ceylon, Sumatran dan Malaysian )
- Afrika ( forest dan savannah )
Famili Elephantidae (Gajah) adalah famili dari ordo Pachyderm, dan satu-satunya famili yang tersisa dari ordo Proboscidea. Gajah adalah mammalia dan merupakan hewan darat terbesar di dunia. Terdapat 2 spesies gajah di dunia yaitu Gajah Asia (dulu dikenal dengan nama Gajah India) dan Gajah Afrika.
Sebagai anggota dari kelas Mamalia, gajah berkembang biak dengan cara beranak. Gajah akan menjaga anaknya sampai mampu berdiri.
Gajah hidup di dalam urutan sosial yang terstruktur. Kehidupan sosial dari jantan dan betina sungguh berbeda. Betina menghabiskan hampir seluruh hidupnya di dalam satu grup keluarga yang terdiri atas ibu, anak perempuan, saudara perempuan, dan bibi. Grup ini dipimpin oleh perempuan tertua. Sedangkan jantan dewasa menghabiskan waktunya dalam kehidupan sendiri (tidak berkelompok).
2) Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
Taksonomi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Carnivora
Familia : Felidae
Genus : Panthera
Species : Panthera tigris
Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke buntut dengan berat 300 pound. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci dan berat 200 pound. Belang harimau sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.
Harimau sumatra dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar 103 hari, anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8 minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak harimau dapat berdiri sendiri. Harimau sumatra dapat hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20 tahun dalam kurungan.
3) Orang Utan (Pongo pygmaeus)
Taksonomi:
Order : Primates Suborder : Anthropoidea (monkeys dan Apes )
Familia : Pongidae ( Apes )
Genus : Pongo
Species : - Pongo pygmaeus pygmaeus ( kalimantan )
- Pongo pygmaeus abelii ( sumatera )
Orang utan memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Orang utan berukuran 1-1,4 m untuk jantan, yaitu kira-kira 2/3 kali ukuran seekor gorila. Orang utan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan, hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang betina biasanya hanya satu. Bayi orang utan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun.
Tubuh orang utan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Orang utan jantan memiliki pelipis yang gemuk. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba. Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.
Orang utan jantan dapat membuat panggilan jarak jauh yang dapat didengar dalam radius 1 km. Digunakan untuk menandai/mengawasi arealnya, memanggil sang betina, mencegah orang utan jantan lainnya yang mengganggu. Mereka mempunyai kantung tenggorokan yang besar yang membuat mereka mampu melakukannya.
4) Elang Jawa
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Falconiformes
Famili : Accipitridae
Genus : Spizaetus
Spesies : S. bartelsi
Elang Jawa atau dalam nama ilmiahnya Spizaetus bartelsi adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.
Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor). Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari).
Elang Jawa serupa dengan elang brontok (Spizaetus cirrhatus) bentuk terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil. Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.
5) Jalak
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Sturnidae
Genus : Leucopsar
Spesies : L. rothschildi
Jalak adalah nama sekelompok burung pengicau dari suku Sturnidae. Burung yang umumnya berukuran sedang (sekitar 20-25 cm), gagah, dengan paruh yang kuat, tajam dan lurus. Berkaki panjang sebanding dengan tubuhnya. Bersuara ribut, dan berceloteh keras, terkadang meniru suara burung lainnya.
Di alam, burung ini kebanyakan bersarang di lubang-lubang pohon. Burung jalak relatif mudah dijinakkan. Dalam kandang burung ini sangat aktif bergerak dan berkicau. Karena itu penggemar burung kicau memelihara burung ini untuk melatih jenis burung kicau lain. Sangat sulit membedakan jalak jantan dan betina. Biasanya dilakukan pemeriksaan daerah kloaka. Jalak jantan memiliki bagian kloaka menonjol.
Taksonomi:
Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Order : Proboscidea Familia : Elephantidae Genus : - Elephas maximus
- Loxodonta Africana
Species : - Asian ( Indian, Ceylon, Sumatran dan Malaysian )
- Afrika ( forest dan savannah )
Famili Elephantidae (Gajah) adalah famili dari ordo Pachyderm, dan satu-satunya famili yang tersisa dari ordo Proboscidea. Gajah adalah mammalia dan merupakan hewan darat terbesar di dunia. Terdapat 2 spesies gajah di dunia yaitu Gajah Asia (dulu dikenal dengan nama Gajah India) dan Gajah Afrika.
Sebagai anggota dari kelas Mamalia, gajah berkembang biak dengan cara beranak. Gajah akan menjaga anaknya sampai mampu berdiri.
Gajah hidup di dalam urutan sosial yang terstruktur. Kehidupan sosial dari jantan dan betina sungguh berbeda. Betina menghabiskan hampir seluruh hidupnya di dalam satu grup keluarga yang terdiri atas ibu, anak perempuan, saudara perempuan, dan bibi. Grup ini dipimpin oleh perempuan tertua. Sedangkan jantan dewasa menghabiskan waktunya dalam kehidupan sendiri (tidak berkelompok).
2) Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
Taksonomi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Carnivora
Familia : Felidae
Genus : Panthera
Species : Panthera tigris
Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke buntut dengan berat 300 pound. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci dan berat 200 pound. Belang harimau sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.
Harimau sumatra dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar 103 hari, anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8 minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak harimau dapat berdiri sendiri. Harimau sumatra dapat hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20 tahun dalam kurungan.
3) Orang Utan (Pongo pygmaeus)
Taksonomi:
Order : Primates Suborder : Anthropoidea (monkeys dan Apes )
Familia : Pongidae ( Apes )
Genus : Pongo
Species : - Pongo pygmaeus pygmaeus ( kalimantan )
- Pongo pygmaeus abelii ( sumatera )
Orang utan memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Orang utan berukuran 1-1,4 m untuk jantan, yaitu kira-kira 2/3 kali ukuran seekor gorila. Orang utan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan, hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang betina biasanya hanya satu. Bayi orang utan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun.
Tubuh orang utan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Orang utan jantan memiliki pelipis yang gemuk. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba. Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.
Orang utan jantan dapat membuat panggilan jarak jauh yang dapat didengar dalam radius 1 km. Digunakan untuk menandai/mengawasi arealnya, memanggil sang betina, mencegah orang utan jantan lainnya yang mengganggu. Mereka mempunyai kantung tenggorokan yang besar yang membuat mereka mampu melakukannya.
4) Elang Jawa
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Falconiformes
Famili : Accipitridae
Genus : Spizaetus
Spesies : S. bartelsi
Elang Jawa atau dalam nama ilmiahnya Spizaetus bartelsi adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.
Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor). Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari).
Elang Jawa serupa dengan elang brontok (Spizaetus cirrhatus) bentuk terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil. Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.
5) Jalak
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Sturnidae
Genus : Leucopsar
Spesies : L. rothschildi
Jalak adalah nama sekelompok burung pengicau dari suku Sturnidae. Burung yang umumnya berukuran sedang (sekitar 20-25 cm), gagah, dengan paruh yang kuat, tajam dan lurus. Berkaki panjang sebanding dengan tubuhnya. Bersuara ribut, dan berceloteh keras, terkadang meniru suara burung lainnya.
Di alam, burung ini kebanyakan bersarang di lubang-lubang pohon. Burung jalak relatif mudah dijinakkan. Dalam kandang burung ini sangat aktif bergerak dan berkicau. Karena itu penggemar burung kicau memelihara burung ini untuk melatih jenis burung kicau lain. Sangat sulit membedakan jalak jantan dan betina. Biasanya dilakukan pemeriksaan daerah kloaka. Jalak jantan memiliki bagian kloaka menonjol.
- Peralihan
1) Anoa
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Upafamili : Bovinae
Genus : Bubalus
Spesies : B. quarlesi
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan rusa dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
2) Tapir
Taksonomi:
Genus : Tapiridae Species :1. Tapirus terrestrus (brazilian)
3. T. pinchaque (amerika)
2. T. bardii (gunung)
4. T.indicus (malayan)
Tapir merupakan satwa berkuku ganjil seperti kuda dan badak. Mempunyai belalai yang kuat meskipun tidak begitu panjang, kaki pendek dan tegak. Warna kulit terbagi menjadi 2 bagian yaitu hitam dan putih sedangkan bayi tapir warna kulitnya coklat bergaris totol-totol putih horisontal. Habitatnya di hutan tropika, wilayah Burma, Thailand, Semenanjung Indocina dan Sumatera. Binatang ini kini terancam di alam bebas.
3) Babirusa (Babyrousa babirussa)
Taksonomi:
Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Superorder : Catartiodactyla Order : Artiodactyla Familia : Suidae Genus : Babyrousa
Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai 106 sentimeter. Tinggi babirusa berkisar pada 65-80 sentimeter dan berat tubuhnya bisa mencapai 90 kilogram. Meskipun bersifat penyendiri, pada umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya. Binatang yang pemalu ini bisa menjadi buas jika diganggu. Taringnya panjang mencuat ke atas, berguna melindungi matanya dari duri rotan. Babirusa betina melahirkan satu sampai dua ekor satu kali melahirkan. Masa kehamilannya berkisar antara 125 hingga 150 hari. Bayi babirusa itu akan disusui selama satu bulan, setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan bebas. Selama setahun babirusa betina hanya melahirkan satu kali. Usia dewasa seekor babirusa lima hingga 10 bulan, dan dapat bertahan hingga usia 24 tahun. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur, dan dedaunan. Mereka hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang sering menyerang.
4) Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Taksonomi:
Kerajaan : Aniamalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Megapodiidae
Genus : Macrocephalon
Spesies : M. maleo
Maleo atau Macrocephalon maleo termasuk jenis burung endemik Sulawesi dan penyebaran di Sulawesi Tengah relatif luas. Maleo dewasa memiliki berat 3 Kg, panjang 23 Cm dari paruh sampai dengan ekor. Ukuran badan yang jantan dan betina sama. Badan tertutup oleh bulu yang pendek (2-5 Cm) berwarna putih kemerah-merahan. Bagian atas kepala tertutup genjer berbentuk topi waja berwarna hitam dengan tebal 2 Cm tinggi 2,1 Cm, kaki bagian atas (paha) panjang 10 Cm tertutup bulu berwarna hitam.
Burung Maleo termasuk jenis satwa yang aneh karena tak pernah memperhatikan kelangsungan hidup dari keturunannya. Burung ini meletakkan telurnya didalam pasir panas dan dibiarkan tanpa pengawasan sama sekali dari induknya sampai telur menetas. Maleo kecil yang baru lahir harus mencari makan sendiri tanpa bimbingan dari pengasuh untuk mulai hidup di alam bebas.
Habitat atau tempat hidup Maleo adalah daerah berpasir atau pada aliran sungai yang berpasir maupun disekitar sumber-sumber air panas di dalam hutan sampai daerah pasir pantai.
5) Komodo (Varanus komodoensis)
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Upaordo : Autarchoglossa
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : V. komodoensis
Komodo merupakan kadal terbesar yang panjangnya bisa mencapai 3 meter dan beratnya sekitar 70 - 90 kg. Satwa ini hanya terdapat di Nusa Tenggara di Pulau Komodo, Padar dan Rinca serta beberapa pulau kecil di selat antara Sumbawa dan peisisr barat serta utara Flores. Komodo senang tinggal di dalam liang-liang tanah, kadang di bawah batu atau susunan akar pohon. Reptil ini dapat bergerak dengan cepat atau lari dengan perut tanpa menyentuh tanah tapi juga dapat berenang di air.
Komodo memiliki ekor yang sepanjang tubuhnya, dan juga sekitar 60 gigi bergerigi tajam yang memiliki panjang 2.5 sentimeter. Air liur mereka akan sering kali terdapat darah karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik selama makan. Hal ini membuat budaya ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Komodo memiliki lidah panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam. Sisik komodo, dengan beberapa diperkuat dengan tulang, memiliki sensor rangsangan yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsangan sentuhan. Sisik mereka disekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki memiliki tiga atau lebih sensor rangsangan.
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Upafamili : Bovinae
Genus : Bubalus
Spesies : B. quarlesi
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan rusa dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
2) Tapir
Taksonomi:
Genus : Tapiridae Species :1. Tapirus terrestrus (brazilian)
3. T. pinchaque (amerika)
2. T. bardii (gunung)
4. T.indicus (malayan)
Tapir merupakan satwa berkuku ganjil seperti kuda dan badak. Mempunyai belalai yang kuat meskipun tidak begitu panjang, kaki pendek dan tegak. Warna kulit terbagi menjadi 2 bagian yaitu hitam dan putih sedangkan bayi tapir warna kulitnya coklat bergaris totol-totol putih horisontal. Habitatnya di hutan tropika, wilayah Burma, Thailand, Semenanjung Indocina dan Sumatera. Binatang ini kini terancam di alam bebas.
3) Babirusa (Babyrousa babirussa)
Taksonomi:
Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Superorder : Catartiodactyla Order : Artiodactyla Familia : Suidae Genus : Babyrousa
Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai 106 sentimeter. Tinggi babirusa berkisar pada 65-80 sentimeter dan berat tubuhnya bisa mencapai 90 kilogram. Meskipun bersifat penyendiri, pada umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya. Binatang yang pemalu ini bisa menjadi buas jika diganggu. Taringnya panjang mencuat ke atas, berguna melindungi matanya dari duri rotan. Babirusa betina melahirkan satu sampai dua ekor satu kali melahirkan. Masa kehamilannya berkisar antara 125 hingga 150 hari. Bayi babirusa itu akan disusui selama satu bulan, setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan bebas. Selama setahun babirusa betina hanya melahirkan satu kali. Usia dewasa seekor babirusa lima hingga 10 bulan, dan dapat bertahan hingga usia 24 tahun. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur, dan dedaunan. Mereka hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang sering menyerang.
4) Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Taksonomi:
Kerajaan : Aniamalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Megapodiidae
Genus : Macrocephalon
Spesies : M. maleo
Maleo atau Macrocephalon maleo termasuk jenis burung endemik Sulawesi dan penyebaran di Sulawesi Tengah relatif luas. Maleo dewasa memiliki berat 3 Kg, panjang 23 Cm dari paruh sampai dengan ekor. Ukuran badan yang jantan dan betina sama. Badan tertutup oleh bulu yang pendek (2-5 Cm) berwarna putih kemerah-merahan. Bagian atas kepala tertutup genjer berbentuk topi waja berwarna hitam dengan tebal 2 Cm tinggi 2,1 Cm, kaki bagian atas (paha) panjang 10 Cm tertutup bulu berwarna hitam.
Burung Maleo termasuk jenis satwa yang aneh karena tak pernah memperhatikan kelangsungan hidup dari keturunannya. Burung ini meletakkan telurnya didalam pasir panas dan dibiarkan tanpa pengawasan sama sekali dari induknya sampai telur menetas. Maleo kecil yang baru lahir harus mencari makan sendiri tanpa bimbingan dari pengasuh untuk mulai hidup di alam bebas.
Habitat atau tempat hidup Maleo adalah daerah berpasir atau pada aliran sungai yang berpasir maupun disekitar sumber-sumber air panas di dalam hutan sampai daerah pasir pantai.
5) Komodo (Varanus komodoensis)
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Upaordo : Autarchoglossa
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : V. komodoensis
Komodo merupakan kadal terbesar yang panjangnya bisa mencapai 3 meter dan beratnya sekitar 70 - 90 kg. Satwa ini hanya terdapat di Nusa Tenggara di Pulau Komodo, Padar dan Rinca serta beberapa pulau kecil di selat antara Sumbawa dan peisisr barat serta utara Flores. Komodo senang tinggal di dalam liang-liang tanah, kadang di bawah batu atau susunan akar pohon. Reptil ini dapat bergerak dengan cepat atau lari dengan perut tanpa menyentuh tanah tapi juga dapat berenang di air.
Komodo memiliki ekor yang sepanjang tubuhnya, dan juga sekitar 60 gigi bergerigi tajam yang memiliki panjang 2.5 sentimeter. Air liur mereka akan sering kali terdapat darah karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik selama makan. Hal ini membuat budaya ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Komodo memiliki lidah panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam. Sisik komodo, dengan beberapa diperkuat dengan tulang, memiliki sensor rangsangan yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsangan sentuhan. Sisik mereka disekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki memiliki tiga atau lebih sensor rangsangan.
- Australia
1) Kanguru
Taksonomi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Subkelas : Marsupialia
Ordo : Diprotodontia
Suborde : Phalangerida
Familia : Macropodidae
Genus : Macropus
Kanguru adalah satwa pemakan tumbuhan dari Keluarga Macropodidae yang penyebarannya terbatas hanya di Australia dan Irian Jaya saja. Kita memiliki dua jenis kanguru, yaitu kanguru darat dan kanguru pohon. Sesuai dengan cara hidupnya, kanguru darat hidup di tanah, mereka biasanya menghuni hutan-hutan berupa semak belukar maupun padang rumput.
Kanguru pohon sebagian besar masa hidupnya ada di pohon. Sekalipun begitu satwa tersebut juga sering turun ke tanah, misalnya bila sedang mencari air minum. Moncong kanguru pohon bentuknya lebih runcing jika dibandingkan dengan moncong kanguru darat. Ekornya agak panjang dan bulat, berbulu lebat dari pangkal sampai ekornya. Pada kanguru darat kedua kaki depannya lebih pendek dari pada kaki belakangnya, Cakarnya pun lebih kecil. Moncongnya agak tumpul dan tidak berbulu. Ekornya makin meruncing ke ujung, bulunya tidak begitu lebat. Kanguru darat lebih pandai meloncat bila dibandingkan dengan kanguru pohon. Namun justru merekalah yang paling banyak diburu sampai sekarang. Jumlah kanguru kini memang masih cukup banyak. Irian Jaya masih memiliki hutan-hutan yang cukup luas.
2) Koala
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Diprotodontia
Upaordo : Vombatiformes
Famili : Phascolarctidae
Genus : Phascolarctos
Spesies : P. cinereus
Koala (Phascolarctos cinereus) adalah salah satu binatang marsupial khas dari Australia dan merupakan wakil satu-satunya dari keluarga Phascolarctidae.
Koala mirip dengan wombat (saudara terdekat mereka), namun memiliki bulu yang lebih tebal dan lembut, telinga yang lebih besar, dan kaki-tangan yang lebih panjang dilengkapi dengan cakar yang besar dan panjang untuk membantunya memanjat. Beratnya bervariasi dari 14 kg untuk jantan selatan yang besar, sampai 5 kg untuk betina utara yang kecil. Mereka biasanya diam, tetapi koala jantan memiliki teriakan penarik yang kuat yang dapat didengar hampir satu kilometer pada musim kawin. Koala memiliki tingkat metabolisme yang rendah untuk seekor mamalia dan istirahat tanpa bergerak sekitar 20 jam sehari, dari kebanyakan waktu tersebut digunakan untuk tidur. Mereka makan tidak tergantung waktu, tetapi biasanya pada malam hari. Koala umumnya memakan 500 gram daun eucalyptus per hari, mengunyah mereka sampai menjadi pasta yang halus sebelum menelannya.
3) Burung Cendrawasih
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Paradisaeidae
Genus : Paradisaea
Cendrawasih atau yang disebut orang asing dengan nama Bird of Paradise, merupakan burung khas Papua. Cendrawasih banyak tersebar di Indonesia bagian timur, terutama Papua, Ternate, Pulau Aru dan & pulau kecil di sekitarnya. Burung ini juga bisa dijumpai di Papua Nugini, Australia, dan pulau-pulau yang berdekatan.
Bulu indah terutama terdapat pada cendrawasih jantan. Umumnya bulu-bulunya sangat cerah dengan kombinasi hitam, cokelat kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau, dan ungu. Spesies cendrawasih yang terkenal antara lain adalah Paradisaea apoda, Paradisaea minor, Cicinnurus regius, dan Seleucidis melanoleuca.
Burung ini biasanya hidup di hutan yang lebat atau di dataran rendah. Ia memiliki kebiasaan bermain di pagi hari saat matahari mulai menampakkan cahaya di ufuk timur. Cendrawasih jantan memakai bulu lehernya yang menawan untuk menarik lawan jenis. Tarian cendrawasih jantan amat memukau. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan ini bergoyang-goyang ke berbagai arah. Kadang malah bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies tentunya punya tipe tarian tersendiri. Burung yang mendapat julukan burung surga itu dahulu populasinya cukup banyak di hutan Papua, namun karena terus diburu akhirnya populasinya kini menurun drastis dan sudah sulit dijumpai.
4) Burung Kasuari Gelambir Ganda
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Famili : Casuariidae
Genus : Casuarius
Spesies : C. Casuarius
Kasuari Gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius casuarius adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari.
Burung dewasa berukuran besar, dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan. Burung Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah jari pada masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Burung Kasuari Gelambir-ganda tidak dapat terbang. Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu musim berbiak. Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan (Ichal, Hakim. 2009).
Taksonomi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Subkelas : Marsupialia
Ordo : Diprotodontia
Suborde : Phalangerida
Familia : Macropodidae
Genus : Macropus
Kanguru adalah satwa pemakan tumbuhan dari Keluarga Macropodidae yang penyebarannya terbatas hanya di Australia dan Irian Jaya saja. Kita memiliki dua jenis kanguru, yaitu kanguru darat dan kanguru pohon. Sesuai dengan cara hidupnya, kanguru darat hidup di tanah, mereka biasanya menghuni hutan-hutan berupa semak belukar maupun padang rumput.
Kanguru pohon sebagian besar masa hidupnya ada di pohon. Sekalipun begitu satwa tersebut juga sering turun ke tanah, misalnya bila sedang mencari air minum. Moncong kanguru pohon bentuknya lebih runcing jika dibandingkan dengan moncong kanguru darat. Ekornya agak panjang dan bulat, berbulu lebat dari pangkal sampai ekornya. Pada kanguru darat kedua kaki depannya lebih pendek dari pada kaki belakangnya, Cakarnya pun lebih kecil. Moncongnya agak tumpul dan tidak berbulu. Ekornya makin meruncing ke ujung, bulunya tidak begitu lebat. Kanguru darat lebih pandai meloncat bila dibandingkan dengan kanguru pohon. Namun justru merekalah yang paling banyak diburu sampai sekarang. Jumlah kanguru kini memang masih cukup banyak. Irian Jaya masih memiliki hutan-hutan yang cukup luas.
2) Koala
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Diprotodontia
Upaordo : Vombatiformes
Famili : Phascolarctidae
Genus : Phascolarctos
Spesies : P. cinereus
Koala (Phascolarctos cinereus) adalah salah satu binatang marsupial khas dari Australia dan merupakan wakil satu-satunya dari keluarga Phascolarctidae.
Koala mirip dengan wombat (saudara terdekat mereka), namun memiliki bulu yang lebih tebal dan lembut, telinga yang lebih besar, dan kaki-tangan yang lebih panjang dilengkapi dengan cakar yang besar dan panjang untuk membantunya memanjat. Beratnya bervariasi dari 14 kg untuk jantan selatan yang besar, sampai 5 kg untuk betina utara yang kecil. Mereka biasanya diam, tetapi koala jantan memiliki teriakan penarik yang kuat yang dapat didengar hampir satu kilometer pada musim kawin. Koala memiliki tingkat metabolisme yang rendah untuk seekor mamalia dan istirahat tanpa bergerak sekitar 20 jam sehari, dari kebanyakan waktu tersebut digunakan untuk tidur. Mereka makan tidak tergantung waktu, tetapi biasanya pada malam hari. Koala umumnya memakan 500 gram daun eucalyptus per hari, mengunyah mereka sampai menjadi pasta yang halus sebelum menelannya.
3) Burung Cendrawasih
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Paradisaeidae
Genus : Paradisaea
Cendrawasih atau yang disebut orang asing dengan nama Bird of Paradise, merupakan burung khas Papua. Cendrawasih banyak tersebar di Indonesia bagian timur, terutama Papua, Ternate, Pulau Aru dan & pulau kecil di sekitarnya. Burung ini juga bisa dijumpai di Papua Nugini, Australia, dan pulau-pulau yang berdekatan.
Bulu indah terutama terdapat pada cendrawasih jantan. Umumnya bulu-bulunya sangat cerah dengan kombinasi hitam, cokelat kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau, dan ungu. Spesies cendrawasih yang terkenal antara lain adalah Paradisaea apoda, Paradisaea minor, Cicinnurus regius, dan Seleucidis melanoleuca.
Burung ini biasanya hidup di hutan yang lebat atau di dataran rendah. Ia memiliki kebiasaan bermain di pagi hari saat matahari mulai menampakkan cahaya di ufuk timur. Cendrawasih jantan memakai bulu lehernya yang menawan untuk menarik lawan jenis. Tarian cendrawasih jantan amat memukau. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan ini bergoyang-goyang ke berbagai arah. Kadang malah bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies tentunya punya tipe tarian tersendiri. Burung yang mendapat julukan burung surga itu dahulu populasinya cukup banyak di hutan Papua, namun karena terus diburu akhirnya populasinya kini menurun drastis dan sudah sulit dijumpai.
4) Burung Kasuari Gelambir Ganda
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Famili : Casuariidae
Genus : Casuarius
Spesies : C. Casuarius
Kasuari Gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius casuarius adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari.
Burung dewasa berukuran besar, dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan. Burung Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah jari pada masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Burung Kasuari Gelambir-ganda tidak dapat terbang. Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu musim berbiak. Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan (Ichal, Hakim. 2009).
3) Sebutkan Undang-undang yang mengatur perlindungan satwa liar dan organisasi
- Organisasi konservasi satwa liar
1) Badan PBB
FAO, UNESC0, UNEP adalah tiga badan PBB yang paling menaruh perhatian terhadap masalah lingkungan. Contoh proyek yang dibiayai adalah program pengembangan kawasan konservasi di Indonesia.
2) Organisasi Multilateral
Beberapa organisasi seperti Colombo Plan, OAS, EEC, dll. Contoh proyek yang dibiayai pelestarian penyu di Irian Jaya (Council of Europa).
3) LSM dengan Program Internasional
LSM, IUCN dan WWF adalah organisasi yang paling aktif di negara tropika, menyokong proyek lapangan di seluruh dunia untuk menetapkan dan mengelola kawasan yang dilindungi.
4) Bantuan Bilateral
CIDA-Canada, DANIDA-Denmark, USAID, DGIS–Netherlands. Contoh proyek: School of Enviromental Conservation Bogor,Indonesia (Ichal, Hakim. 2009).
5. CITES
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam adalah perjanjian internasional antarnegara yang disusun berdasarkan resolusi sidang anggota World Conservation Union (IUCN) tahun 1963. Konvensi bertujuan melindungi tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam. Selain itu, CITES menetapkan berbagai tingkatan proteksi untuk lebih dari 33.000 spesies terancam.
CITES terdiri dari tiga apendiks:
• Apendiks I: daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional
• Apendiks II: daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan
• Apendiks III: daftar spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat peringkatnya bisa dinaikkan ke dalam Apendiks II atau Apendiks I (Anonim 1. 2010).
6. IUCN
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources disingkat IUCN kadang-kadang juga disebut dengan World Conservation Union adalah sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam. Badan ini didirikan pada 1948 dan berpusat di Gland, Switzerland. IUCN beranggotakan 78 negara, 112 badan pemerintah, 735 organisasi non-pemerintah dan ribuan ahli dan ilmuwan dari 181 negara. Tujuan IUCN adalah untuk membantu komunitas di seluruh dunia dalam konservasi alam.
Spesies diklasifikasikan ke dalam sembilan kelompok, diatur berdasarkan kriteria-kriteria seperti jumlah populasi, penyebaran geografi dan risiko dari kepunahan, sebagai berikut.
• "Punah" (Extinct; EX)
• "Punah di alam liar" (Extinct in the Wild; EW)
• "Kritis" (Critically Endangered; CR)
• "Genting" (Endangered; EN)
• "Rentan" (Vulnerable; VU)
• "Hampir terancam" (Near Threatened; NT)
• "Beresiko rendah" (Least Concern; LC)
• "Informasi kurang" (Data Deficient; DD)
• "Tidak dievaluasi" (Not Evaluated; NE) (Anonim 2. 2010).
FAO, UNESC0, UNEP adalah tiga badan PBB yang paling menaruh perhatian terhadap masalah lingkungan. Contoh proyek yang dibiayai adalah program pengembangan kawasan konservasi di Indonesia.
2) Organisasi Multilateral
Beberapa organisasi seperti Colombo Plan, OAS, EEC, dll. Contoh proyek yang dibiayai pelestarian penyu di Irian Jaya (Council of Europa).
3) LSM dengan Program Internasional
LSM, IUCN dan WWF adalah organisasi yang paling aktif di negara tropika, menyokong proyek lapangan di seluruh dunia untuk menetapkan dan mengelola kawasan yang dilindungi.
4) Bantuan Bilateral
CIDA-Canada, DANIDA-Denmark, USAID, DGIS–Netherlands. Contoh proyek: School of Enviromental Conservation Bogor,Indonesia (Ichal, Hakim. 2009).
5. CITES
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam adalah perjanjian internasional antarnegara yang disusun berdasarkan resolusi sidang anggota World Conservation Union (IUCN) tahun 1963. Konvensi bertujuan melindungi tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam. Selain itu, CITES menetapkan berbagai tingkatan proteksi untuk lebih dari 33.000 spesies terancam.
CITES terdiri dari tiga apendiks:
• Apendiks I: daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional
• Apendiks II: daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan
• Apendiks III: daftar spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat peringkatnya bisa dinaikkan ke dalam Apendiks II atau Apendiks I (Anonim 1. 2010).
6. IUCN
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources disingkat IUCN kadang-kadang juga disebut dengan World Conservation Union adalah sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam. Badan ini didirikan pada 1948 dan berpusat di Gland, Switzerland. IUCN beranggotakan 78 negara, 112 badan pemerintah, 735 organisasi non-pemerintah dan ribuan ahli dan ilmuwan dari 181 negara. Tujuan IUCN adalah untuk membantu komunitas di seluruh dunia dalam konservasi alam.
Spesies diklasifikasikan ke dalam sembilan kelompok, diatur berdasarkan kriteria-kriteria seperti jumlah populasi, penyebaran geografi dan risiko dari kepunahan, sebagai berikut.
• "Punah" (Extinct; EX)
• "Punah di alam liar" (Extinct in the Wild; EW)
• "Kritis" (Critically Endangered; CR)
• "Genting" (Endangered; EN)
• "Rentan" (Vulnerable; VU)
• "Hampir terancam" (Near Threatened; NT)
• "Beresiko rendah" (Least Concern; LC)
• "Informasi kurang" (Data Deficient; DD)
• "Tidak dievaluasi" (Not Evaluated; NE) (Anonim 2. 2010).
- Undang-undang konservasi satwa liar
1) Undang - Undang
§ UU RI No. 16 TAHUN 1992 : Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
§ UU RI No. 5 TAHUN 1990 : Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
§ UU RI No. 41 TAHUN 1999 : Kehutanan
2) Peraturan Pemerintah
§ PP No. 13 TAHUN 1994 : Perburuan Satwa Buru
§ PP No. 68 TAHUN 1998 : Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
§ PP No. 7 TAHUN 1999 : Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa
§ PP No. 8 TAHUN 1999 : Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Dan Satwa Liar
3) Keputusan Presiden RI
Keputusan Presiden Republik Indonesia NOMOR 4 TAHUN 1993 Tentang Satwa Dan Bunga Nasional.
4) Keputusan Menteri
§ Keputusan Menteri Kehutanan NOMOR : 26/KPTS-II/94 Tentang Pemanfaatan Jenis Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis), Beruk (Macaca Nemestrina) Dan Ikan Arowana (Scleropages Formosus) Untuk Keperluan Eksport.
§ Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan NOMOR: 104/KPTS-II/2000 Tentang Tata Cara Mengambil Tumbuhan Liar Dan Menangkap Satwa Liar
(http://www.profauna.org/content/id/kumpulan_peraturan_perundangan_tentang_satwa_liar_di_indonesia.html)
§ UU RI No. 16 TAHUN 1992 : Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
§ UU RI No. 5 TAHUN 1990 : Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
§ UU RI No. 41 TAHUN 1999 : Kehutanan
2) Peraturan Pemerintah
§ PP No. 13 TAHUN 1994 : Perburuan Satwa Buru
§ PP No. 68 TAHUN 1998 : Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
§ PP No. 7 TAHUN 1999 : Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa
§ PP No. 8 TAHUN 1999 : Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Dan Satwa Liar
3) Keputusan Presiden RI
Keputusan Presiden Republik Indonesia NOMOR 4 TAHUN 1993 Tentang Satwa Dan Bunga Nasional.
4) Keputusan Menteri
§ Keputusan Menteri Kehutanan NOMOR : 26/KPTS-II/94 Tentang Pemanfaatan Jenis Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis), Beruk (Macaca Nemestrina) Dan Ikan Arowana (Scleropages Formosus) Untuk Keperluan Eksport.
§ Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan NOMOR: 104/KPTS-II/2000 Tentang Tata Cara Mengambil Tumbuhan Liar Dan Menangkap Satwa Liar
(http://www.profauna.org/content/id/kumpulan_peraturan_perundangan_tentang_satwa_liar_di_indonesia.html)
Komentar
Posting Komentar